https://rentalmobiltegal.com/panorama-alam-di-desa-belaraghi/
Panorama Alam di Desa Belaraghi atau salah satu dari sedikit desa adat suku Ngada yang masih terjaga keasliannya dan masih sangat tradisional. Desa adat Belaraghi terletak di Kecamatan Keligejo – Aimere dan berjarak 45 Km dari Kota Bajawa. Desa Belaraghi menjadi salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Nusa Tenggara Timur.
Pemukiman Desa Belaraghi
Desa Belaraghi terletak di lereng Bukit Belaraghi, sesuai dengan namanya. Awalnya desa ini berada di puncak Bukit Belaraghi, namun pada tahun 1950-an desa ini mengalami kebakaran hebat yang membuat desa ini akhirnya pindah ke lereng. Meski telah direlokasi, lokasi desa lama ini masih sering dikunjungi wisatawan, atau sering disebut sebagai Desa Belaraghi Lama.
Akses jalan menuju desa ini juga cukup sulit, karena jalan menuju desa ini masih berbatu, menanjak dan belum beraspal. Sulitnya medan membuat kendaraan roda empat tidak dapat melewatinya, sehingga wisatawan harus berjalan kaki untuk mencapai desa ini. Akses jalan akan semakin sulit jika wisatawan ingin mencapai Desa Belaraghi Lama.
Kompleks perumahan warga Belarghi terbilang unik. Mereka membangun rumah saling berhadapan dan berjejer sejajar di kiri dan kanan jalan, membentang dari timur laut hingga barat daya. Di tengah pemukiman terdapat ruang publik untuk melakukan kegiatan adat.
Kampung Adat Belaraghi dihuni oleh tiga suku adat yaitu Suku Belah, Suku Bawa, dan Suku Fu’i. Masing-masing rumah adat mempunyai nama yang berbeda-beda, antara lain Kaka, Sapu, Sa’olobo, Ka’kafu’u, Ka’kalobo, dan Sa’odoro.
Tradisi Masyarakat Adat Desa Belaraghi
Warga Belaraghi memiliki tradisi yang dinilai sangat ramah dalam menyambut tamu yang berkunjung. Saat ada wisatawan datang, warga akan dengan sukarela menyuguhkan makanan berupa ubi, pisang, dan talas. Mereka juga menyuguhkan minuman, mulai dari kopi hingga wine tradisional kepada wisatawan yang datang. Bagi warga Belaraghi, wisatawan adalah tamu yang harus dihormati. Setiap tamu atau wisatawan yang datang akan dijamu di rumah sao satu, yaitu rumah khusus tempat warga akan memperkenalkan tamu dan wisatawan yang datang kepada leluhurnya.
Selain menyajikan makanan bagi wisatawan, warga Belaraghi juga memiliki upacara untuk menyajikan makanan bagi leluhur, yang disebut ritual Ti’i Ka Ebunusi. Ritual ini dimaksudkan tidak hanya sebagai persembahan bagi leluhur, tetapi juga untuk meminta berkah sebelum berburu.
Akses ke Desa Belaraghi
Untuk mencapai Desa Adat Belaraghi, ada 2 alternatif, yaitu trekking dari Wolowio melewati hutan dan perbukitan selama 3 jam dan menggunakan kendaraan pribadi dari pertigaan Aimere menuju depan desa ini. Dari pertigaan Aimere hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Desa Belaraghi melewati jalan aspal dan beberapa jalan setapak yang masih sedikit rusak, namun kendaraan roda dua dan roda empat sudah dapat mengakses desa ini.
Saat tiba di Desa Belaraghi, Anda akan merasakan suasana yang tenang, aman, dan jauh dari keramaian. Masyarakat di sini sangat menghargai wisatawan yang datang. Setelah mendaftar dengan mengisi buku tamu, Anda akan diajak ke salah satu rumah untuk menikmati segelas kopi dan menyantap hidangan seperti ubi goreng atau ubi rebus.
Sebagian besar penduduk Desa Belaraghi adalah ibu-ibu, sedangkan bapak-bapak dan anak-anaknya tinggal di desa tetangga dan harus bersekolah di Aimere. Warga Belaraghi bermata pencaharian sebagai petani, hal ini terlihat dari hasil panen yang biasanya dijemur di depan rumah mereka. Untuk merasakan sensasi menginap di rumah adat Ngada, Anda bisa mencoba menginap semalam di Desa Belaraghi dan pada malam harinya Anda bisa melihat ritual pemberian sesaji kepada para leluhur.