https://rentalmobiltegal.com/gunung-dukono/
Gunung Dukono merupakan gunung berapi terpencil di Pulau Halmahera, Maluku. Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi teraktif di dunia. Dukono dengan ketinggian 1.185 meter di atas permukaan laut terletak di bagian utara Pulau Halmahera. Gunung ini merupakan salah satu dari serangkaian gunung berapi aktif di Wilayah Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Bagi Anda yang gemar berpetualang , Dukono merupakan tempat yang wajib dikunjungi di Indonesia.
Namun tidak seperti gunung lainnya, Gunung Dukono memiliki kawah gunung berapi yang sangat aktif. Gunung Dukono juga memiliki banyak kawah yang masih aktif mengeluarkan lava pijar, yang menjadi perbedaan dengan gunung berapi lainnya di Indonesia . Kawah yang masih aktif adalah kawah Malupang-Warirang. Hingga saat ini tercatat Gunung Dukono telah meletus sebanyak 21 kali.
Pada letusan dahsyat pertama tahun 1550, lava yang dikeluarkan Dukono memenuhi selat antara Pulau Halmahera dan lereng utara Gunung Mamuya. Letusan tersebut mencapai skala 3 dari Indeks Ledakan Vulkanik.
Setelah letusan pertama, Dukono tidak lagi memuntahkan lavanya dan dinyatakan pasif hingga tahun 1861-1869 letusan kembali terjadi tetapi tidak sekuat letusan pertama pada tahun 1550. Setelah itu letusan terjadi lagi pada tahun 1901. Letusan terjadi di sekitar kawah pusat dan dataran.
Pada tahun 1933-1939 Gunung Dukono meletus lebih dahsyat dari letusan sebelumnya namun tidak sekuat letusan pertama sehingga membuat aktivitas desa di sekitar gunung menjadi terganggu akibat kerusakan yang terjadi akibat letusan tersebut.
Sejak tahun 1933 hingga sekarang, aktivitas Gunung Dukono terus meningkat, seperti keluarnya asap hitam pekat dari kawah dan terjadinya letusan-letusan kecil di sekitar kawasan gunung.
Data geologi Gunung Api Dukono dapat disimpulkan jika letusan yang dikeluarkan Gunung Api Dukono merupakan letusan eksplosif dan letusan efusif yang pada awalnya terjadi pada saat letusan pertama hingga saat ini yang masih menyemburkan lava yang sama.
Sebagai objek wisata alam, Dukono merupakan satu-satunya gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini di Halmahera Utara. Oleh karena itu, meskipun sedikit berbahaya, gunung ini merupakan salah satu destinasi wisata terbaik yang patut Anda kunjungi jika berlibur ke Halmahera Utara.
Di Indonesia, dari sekian banyak gunung berapi yang masih aktif, Dukono bersama Gunung Lokon di Sulawesi Utara adalah dua gunung berapi yang paling sering berstatus waspada (level 2). Setiap tahun sejak 1933, Dukono tercatat mengalami letusan. Erupsi adalah aktivitas keluarnya magma dari bawah permukaan bumi yang biasanya ditandai dengan suara gemuruh.
Perjalanan ke Gunung Berapi Dukono
Pendakian Dukono memakan waktu sekitar 5 hingga 6 jam. Pendakian dapat dimulai dari Desa Mamuya atau Desa Ruko. Sebelum melakukan pendakian, sebaiknya Anda bertanya terlebih dahulu mengenai kondisi terkini Gunung Dukono di Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Mamuya. Kemudian tanyakan mengenai jalur yang paling aman untuk ditempuh. Jalan kecil tepat di depan kantor pengamatan merupakan jalur awal menuju puncak Dukono. Anda kemudian harus ditemani oleh pemandu lokal.
Selama perjalanan menuju Puncak Dukono, Anda juga dapat menemukan burung-burung Halmahera yang hidup di sekitar kawasan ini. Beberapa burung tersebut adalah Nuri, Nuri Putih, Elang, dan Gagak.
Pendakian Dukono semakin sulit ketika Anda tiba di kawasan bebatuan vulkanik setelah melewati hutan. Medannya cukup curam dan sempit sehingga Anda harus berhati-hati. Satu hal yang menarik dari kawasan bebatuan vulkanik ini adalah cerita bahwa tempat ini sering digunakan oleh penduduk setempat untuk berburu rusa (dalam bahasa setempat disebut: “mangasu”).
Setelah melewati perbukitan yang menantang, Anda akan melihat Gunung Dukono yang berada di sebelah Gunung Karianga. Aktivitas Gunung Dukono saat ini sedang berlangsung di Kawah Malupang Wariang yang bentuknya hampir bulat dengan diameter 360 m dan kedalaman 230 m.
Persiapan Pendakian
Sebaiknya persiapkan peralatan pendakian terlebih dahulu dan juga persiapkan parang karena jalan yang Anda lalui terkadang terhalang oleh semak belukar. Persiapkan juga beberapa peralatan untuk bermalam di puncak karena jika beruntung maka Anda akan menyaksikan suar Dukono di malam hari.
Untuk mencapai puncaknya, jaraknya sekitar 14,3 Km, yang biasanya dimulai dari jalan yang terletak tepat di depan Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Mamuya. Jika ingin mempersingkat perjalanan, Anda juga bisa menyewa ojek untuk melewati area perkebunan warga.