https://rentalmobiltegal.com/6-hal-unik-yang-…ng-suku-mentawai/
Pulau Siberut di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, merupakan tempat untuk melihat dan menjelajahi kehidupan tradisional Suku Mentawai. Ada beberapa desa wisata yang dapat dikunjungi, termasuk Muntei, Madobag, Ugai, Butui, Atabai, dan Matotonan di Kabupaten Siberut Selatan.
Siberut Selatan dapat dicapai dengan perahu dari Kota Padang. Kapal cepat “Mentawai Fast” di Pelabuhan Muaro Padang berangkat setiap hari Selasa dan Kamis. Waktu tempuh sekitar 3,5 jam menuju Dermaga Mailepet, Siberut Selatan Pulau Mentawai.
Dari Dermaga Mailepet menuju Desa Muntei, Anda dapat menyewa sepeda motor karena jaraknya dekat dan hanya sekitar satu kilometer. Namun, jika ingin ke desa-desa lain, Anda harus menyewa perahu pompon atau perahu bertenaga mesin.
Pada artikel ini kami akan berbagi 6 hal unik yang perlu Anda ketahui tentang Suku Mentawai.
Rumah Adat Uma
Uma adalah sebutan untuk rumah adat Mentawai. Ini juga merupakan sebutan untuk salah satu kelompok marga di Mentawai. Setiap marga memiliki rumah besar untuk menyelenggarakan kegiatan adat, seperti punen atau pesta. Uma terbuat dari kayu dengan atap daun. Ukurannya cukup besar, memanjang ke belakang dengan beranda yang luas pula.
Di pintu masuk rumah terdapat tempat untuk menggantung tengkorak monyet, babi, dan burung hasil perburuan. Di tengah Uma terdapat perapian dari batu yang disebut Abut Kerei. Fungsinya untuk penerangan di malam hari, tempat untuk memanaskan Gajeuma (gendang) saat Sikerei (dukun dan tabib) menari dalam suatu ritual.
Tungku ini juga menjadi tempat untuk memasak hewan buruan, seperti monyet dan rusa. Selain itu, tungku ini juga menjadi tempat untuk ritual menginjak bara api dalam upacara pengangkatan Sikerei baru.
Di bagian belakang uma terdapat ruangan besar berdinding, tempat untuk tidur di malam hari. Antar-kamar tidur dibatasi oleh kelambu. Di bagian belakang ruangan terdapat dapur dengan tungku batu untuk memasak sehari-hari.
Menginap di uma bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik sambil mengamati kehidupan sehari-hari Suku Mentawai.
Sikerei
Sikerei adalah seorang ahli medis dan herbalis yang menghubungkan penduduk dengan roh-roh. Sikerei menjadi tokoh penting di Uma. Ia memiliki keterampilan untuk mengobati berbagai jenis penyakit dengan ramuan dari tanaman obat.
Dalam proses pengobatan, Sikerei sering melakukan beberapa ritual yang merupakan tahap akhir pengobatan. Roh orang sakit dihibur dengan tarian dan sesaji agar tidak meninggalkan tubuh pasien. Jika roh telah meninggalkan tubuh berarti orang tersebut dapat meninggal. Semua ritual Sikerei dilakukan di Uma.
Pengolahan Sagu
Di desa tradisional Siberut, para lelaki menanam pohon sagu di tepi sungai. Sagu merupakan makanan pokok Suku Mentawai.
Setelah diolah, tepung sagu yang masih basah dan keras diparut lagi dengan parutan rotan, kemudian dibungkus dengan daun sagu dan disangrai. Pembuatan makanan dari sagu dilakukan oleh kaum perempuan.
Makanan dari sagu disebut kapurut dan merupakan makanan pokok sehari-hari. Kapurut dapat dimakan tanpa lauk, atau dengan ikan sungai yang direbus dalam tabung bambu. Dapat juga dimakan dengan ikan rebus.
Satu pohon sagu dapat menghidupi satu keluarga selama enam bulan. Setiap Uma juga memiliki ternak babi dan ayam.
Meramu Racun Panah
Pria di Uma gemar berburu. Tengkorak mangsanya digantung di pintu masuk Uma sebagai hiasan dan suvenir. Mereka berburu menggunakan anak panah yang diolesi ramuan racun. Ramuan racun tersebut terbuat dari tanaman di sekitar Uma.
Setelah diracun, anak panah tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari dan disimpan dalam tabung bambu. Racun anak panah ini sangat mematikan, bahkan jika tergores dengan tangan pun dapat menyebabkan kematian. Tidak ada hewan yang dapat bertahan hidup lama setelah terkena racun anak panah, bahkan luka kecil di ekor hewan.
Alak Toga
Di dalam Uma, terdapat banyak kuali besar yang tergantung rapi di dinding. Ada lebih dari 30 kuali yang terkumpul di setiap uma. Kuali-kuali tersebut disebut Alak Toga atau mas kawin dari pihak laki-laki kepada keluarga pihak perempuan.
Tato
Tato bagi masyarakat Mentawai tidak hanya untuk mempercantik tubuh, tetapi juga sebagai simbol yang menunjukkan kedudukan seseorang. Ada sekitar 160 motif tato di Siberut. Setiap orang Mentawai dapat memiliki puluhan tato di sekujur tubuhnya. Proses pembuatan tato dilakukan oleh Sipatit, harus laki-laki dan tidak dapat dilakukan oleh perempuan.
Sebelum proses pembuatan tato dilakukan, terlebih dahulu harus diadakan upacara punen patiti yang dipimpin oleh seorang Sikerei. Upacara dimulai dengan menyembelih babi atau ayam segera setelah tato pertama dibuat. Bahan pewarna tato dibuat dari asap tungku dapur yang dicampur dengan air tebu. Sedangkan untuk penusuknya adalah jarum yang diikatkan pada sebatang kayu kecil. Kemudian, jarum tersebut dipukul dengan sebatang kayu kecil lagi untuk menusukkan tinta ke kulit.