https://rentalmobiltegal.com/lima-gunung-teri…kan-para-pendaki/
Beberapa gunung terindah di Flores menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, memikat setiap mata dengan keindahan panorama yang tak tertandingi.
Pulau Flores yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini memiliki panorama alam yang memukau mulai dari laut, gunung, hutan, dan lain sebagainya. Selain terkenal dengan panorama laut, budaya, dan religinya, Pulau Flores juga menawarkan deretan pegunungan indah yang sayang untuk dilewatkan oleh para pendaki.
Gunung-gunung menyediakan tantangan yang tak terlupakan bagi para pendaki. Karakteristik setiap gunung berbeda-beda mulai dari sejarah, jalur pendakian, kondisi tanah, dan ketinggian di atas permukaan laut.
Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi merupakan salah satu gunung api strato jenis andesit yang terletak di bagian timur Pulau Flores. Gunung Lewotobi sering disebut gunung api kembar karena memiliki dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Jantan dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut/5.196 kaki dan Gunung Lewotobi Betina dengan ketinggian 1.703 meter di atas permukaan laut/5.587 kaki di sebelah selatan. Kedua gunung tersebut hanya dipisahkan oleh jarak 2 kilometer. Kawah di puncak Lewotobi Jantan berdiameter 400 meter, sedangkan kawah di puncak Lewotobi Betina berdiameter 700 meter.
Gunung Inerie
Gunung Inerie merupakan gunung berapi stratovolcano dan sebagian besar kawasan hutan di sekitar Gunung Inerie berada pada ketinggian 1000-1500 MDPL. Gunung Inerie cukup ramai dikunjungi pendaki mulai dari warga lokal hingga mancanegara. Puncak gunung ini merupakan titik tertinggi di Pulau Flores. Tak heran, Inerie menjadi salah satu spot sunrise terindah di Pulau Flores . Selain keindahan panorama alamnya, jalur pendakian yang harus dilalui juga cukup memacu adrenalin. Untuk dapat melihat pemandangan sunrise di atas puncak Gunung Inerie, sebaiknya pendakian dilakukan pada waktu fajar sekitar pukul 03.00 Wita dari Kota Bajawa. Pendakian biasanya didampingi oleh pemandu lokal yang paham dengan rute pendakian.
Gunung Ebulobo
Gunung Ebulobo dikenal juga dengan nama Emburombu atau Puncak Nagekeo. Gunung ini merupakan gunung berapi strato yang terletak di bagian selatan Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung Ebulobo menjulang di atas ketinggian 2.124 mdpl, disertai bidang atas kubah lava berbentuk datar. Peristiwa erupsi telah tercatat sejak tahun 1830, termasuk pencairan lava di lereng utara dan letusan eksplosif di puncak kawah. Mendaki Gunung Ebulobo membutuhkan usaha ekstra untuk mencapai puncak gunung. Jalur pendakian Gunung Ebulobo sebagian besar berupa jalan tanah dan berpasir, dengan sesekali kerikil.
Gunung Egon
Gunung Egon merupakan gunung berapi yang terletak di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 1.661 meter di atas permukaan laut. Gunung Egon kembali aktif pada tahun 2006 setelah vakum selama 75 tahun. Gunung Egon tercatat pernah meletus hebat pada tahun 1925. Gunung ini dianggap keramat oleh penduduk desa setempat. Konon di gunung ini terdapat seekor ular berkepala tujuh di mana apabila ular berkepala tujuh ini keluar dan menampakkan diri kepada penjaga gunung, itu pertanda Gunung Egon akan segera meletus. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Egon selalu memberikan sesaji berupa emas, babi, beras merah, tuak, dan telur. Sesaji tersebut beserta upacaranya selalu didahului dengan Do’a Mapi Giek Mo’an Tanah Gahar. Hal ini dimaksudkan untuk memohon perlindungan roh-roh penjaga gunung dari bencana gunung berapi.
Gunung Ranaka
Gunung Ranaka merupakan gunung berapi yang terletak di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Gunung yang memiliki tinggi sekitar 2.140 meter ini merupakan salah satu gunung yang sering didaki oleh para pengunjung. Perjalanan pendakian Gunung Ranaka sejauh 9 km menuju puncak gunung dan jalur pendakian sebagian besar melalui kawasan hutan. Gunung ini menjadi rumah bagi banyak flora dan fauna yang unik. Di puncak gunung ini Anda akan melihat pemandangan alam yang sangat indah, menyaksikan pemandangan Kota Ruteng, Borong, dan Iteng. Di kaki gunung terdapat sebuah danau sebagai sumber air minum bagi para satwa liar. Gunung Ranaka tercatat terakhir kali meletus pada tanggal 11 Januari 1988 dengan ketinggian letusan mencapai 8.000 meter dan juga disertai awan panas yang mengarah ke Desa Wae Rebo di sebelah utara gunung berapi tersebut.
